Negara Kecil Jadi Raksasa Crypto

Saat pertama kali dengar Bhutan punya operasi penambangan bitcoin pemerintah, saya pikir itu lelucon. Negara tanpa lampu lalu lintas dan hanya satu transaksi kartu kredit sebelum 2010? Tapi setelah telusuri data on-chain dari Arkham Analytics dan bicara langsung dengan pejabat terkait, fakta ini nyata—bukan spekulasi. Bhutan menyimpan sekitar $1,3 miliar BTC, setara 40% PDB nasional.

Keuntungan Tenaga Air: Listrik Jadi Mata Uang

Kunci keberhasilannya? Listrik murah—hampir nol biaya marginal dari hidroelektrik. Sementara penambangan besar biasanya pakai batubara atau subsidi pemerintah (seperti Kazakhstan atau Texas), Bhutan ubah surplus musiman jadi keuntungan.

“Kami anggap Bitcoin seperti emas,” kata Ujjwal Deep Dahal, CEO Druk Holding & Investments. “Tapi kami tidak gali tanah—kami jalankan mesin yang digerakkan air terjun.” Cerdas, ramah lingkungan, dan strategis.

Ironi: listrik yang dulu diekspor ke India kini menggerakkan tambang digital di dalam negeri.

Dari Tutorial YouTube ke Strategi Nasional

Dahal tak mulai dengan gelar doktoral—dia mulai dari video YouTube tentang mining BTC pakai komputer rumahan. Tahun 2019, timnya bawa dua rig uji… sampai alarm kebakaran berbunyi tengah malam karena panas berlebih.

Lewat tahun 2025: enam tambang aktif di pegunungan jauh Dekula Pass—iklim dingin ideal untuk server farm—dan kerja sama dengan perusahaan seperti Bitdeer Technologies.

Dengan kesepakatan ini, penambang asing finansial infrastruktur sambil mengembalikan semua hasil BTC; dalam pertukaran, mereka bayar biaya listrik dalam USD—win-win bagi kedaulatan dan arus modal.

Diversifikasi Ekonomi Versi Baru?

Kebangkrutan pariwisata pasca-pandemi tekan Bhutan keras—sektor ini dulunya sumbang 40% pendapatan negara. Lebih dari 10% penduduk pindah sejak 2020 cari kerja lebih baik. Model pertumbuhan tradisional gagal.

Masuklah Bitcoin:

• Akhir 2023: $100 juta BTC dijual—bukan untuk belanja langsung tapi untuk bayar gaji pegawai negeri selama dua tahun.
• Tanpa pinjaman. Tanpa penghematan anggaran. Hanya laba crypto yang dukung upah nyata.
• Satu pegawai berseloroh: “Saya dapat kenaikan gaji 65%, tapi masih tidak tahu pemerintah punya Bitcoin.” Kesenjangan transparansi tetap menjadi masalah—but so does complacency among larger nations ignoring similar tools.

Visi Kota Mindfulness: Crypto sebagai Infrastruktur

terkait lebih menarik? Gelephu Mindfulness City—a zona ekonomi khusus tempat crypto bukan sekadar disimpan tapi terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari:

• Wisatawan bisa bayar visa dan hotel pakai lebih dari 100 cryptocurrency.
• Kota akan keluarkan token mirip CBDC yang terhubung dengan kredit karbon dan tujuan pembangunan berkelanjutan.
• Seperti kata Dr. Lotay Tshering (mantan PM): “Crypto itu seperti garam di curry—it touches everything.” Metafora ini lebih tepat daripada yang kamu kira saat lihat betapa mendalamnya pemikiran blockchain dalam desain kebijakan di sini.

Risiko Masih Ada—Tapi Pelajaran Untuk Semua Negara?

tentu ada risiko:

• Volatilitas harga bisa habiskan cadangan dalam semalam jika BTC turun di bawah $45K (level terakhir sejak pertengahan 2023).
• Kurangnya transparansi publik memunculkan kekhawatiran tata kelola—tapi juga menunjukkan satu fakta: inovasi tak selalu butuh perang publik untuk sukses.
• Konsumsi energi naik; ekspor turun—but revenue from mining may offset losses long-term.