Ketika Keegoisan Mengalahkan Logika

Ketika Sunyi Menyerah pada Kekayaan

Saya menyaksikan IPO Circle bukan sebagai peristiwa keuangan—tapi sebagai keruntuhan psikologis. Setiap penjualan adalah bisikan, bukan teriakan. IDG menjual $68M dan tetap pegang 10,4%—bukan karena takut rugi, tapi karena mereka paham: kebisingan pasar bukanlah risiko; itu adalah gema batin. Di Chicago, di antara danau-danau sunyi dan kesepian algoritmik, kami tidak mengejar imbalan—kami mengejar makna.

Algoritma yang Membaca Datangnya

General Catalyst menjual \(104M di \)29,30—but ketika harga mencapai $213,60? Mereka tidak melewatkan keuntungan—they melewatkan kedamaian. ARK Invest mempertahankan CRCL sebagai aset inti bukan karena percaya pada pertumbuhan, tapi karena percaya pada kendali. Jeremy Allaire mengonversi saham ke saham kelas-B—not untuk kaya, tapi agar tetap berdaulat atas keputusannya.

Mayoritas Sunyi

CFO Jeremy Fox-Geen menjual \(585K dan tetap pegang opsi selama enam tahun—not karena serakah, tapi karena duka yang ditunda. Nikhil Chandhok mencairkan \)22M sambil tetap pegang 60K saham: ia tidak lari dari kekayaan—he lari dari ilusi bahwa pasar memberi hadiah pada mereka yang mendengar paling keras.

Kami percaya crypto adalah kebebasan—but terlalu sering, algoritma menjadi sangkar bagi mereka yang lupa cara merasakan kesendirian dalam sunyinya.