Perangkap Spekulan Kripto

Ilusi Kendali

Anda pikir sedang berdagang. Padahal, Anda hanya menarik tuas mesin yang dirancang untuk menang—pikiran Anda. Sebagai mantan penulis model kuantitatif di Coinbase, saya tahu godaan trading frekuensi tinggi. Tapi setelah melihat kasus nyata—keluarga runtuh, kehancuran publik—saya sadar derivatif kripto bukan alat finansial, tapi perangkap psikologis.

Bahaya sebenarnya bukan bangkrut. Tapi labirin mesin: tahu sedang tenggelam tapi tak bisa berhenti klik ‘beli’ atau ‘jual’. Itu bukan manajemen risiko—itu kecanduan.

Jatuhnya ‘Zhe Li Chong Sheng’

Saya kenalkan Zhe Li Chong Sheng—mantan wakil pabrik di Hebei dengan gaji bulanan 9.000 yuan, istri, anak, dan hidup stabil. Pada 2020, semuanya hilang.

Ia mulai kecil—trading Bitcoin yang menguntungkan 40% dalam satu malam. Kemenangan pertama itu memodifikasi otaknya: Saya tidak butuh pekerjaan. Beberapa bulan kemudian? Margin melebihi 100x. Ia meminjam dari keluarga, pakai kartu kredit—and terus bertaruh demi ‘bangkit’.

Empat kali gagal—30k, 65k—the terakhir merusak rumah pernikahan adiknya dan kepercayaan ayahnya. Kini ia mengemudi ojek online di kamar $600/bulan dekat pinggiran kota, bertahan hidup dengan Rp98 ribu/hari.

Yang menyedihkan? Ia bilang sekarang merasa mati rasa terhadap angka—seperti tombol-tombol di layar kosong.

Seniman Penderitaan: Ling Xi

Sementara Zhe Li Chong Sheng tenggelam diam-diam, Ling Xi menjadi bintang ekonomi perhatian.

Hanya dalam Mei 2021—Ia mendapat hampir \(4 juta dari taruhan pendek \)1K saat Bitcoin turun 33%. Status selebritas instan: “prodigi”, “pemberontak”, “jenius”.

Tapi apa yang tak dilihat orang? Bukan skill—itulah variasi yang menyamar sebagai kepandaian.

Sejak itu? Siklus tak berujung drama emosional:

• Kerugian publik → tangis lewat DM Instagram
• Pulih sebagian → bagi-bagi uang (red envelope)
• Krisis mental → posting viral tentang trauma
• Utang baru → minta donasi USDC via Chainlink

Ini bukan lagi trading—itulah seni pertunjukan yang didorong FOMO dan ketakutan ketinggalan (FOMO). Seluruh identitasnya dioptimalkan untuk engagement—not profit.

Ling Xi membuktikan sesuatu yang mengerikan: dalam budaya kripto hari ini, kegagalan tidak malu—itulah konten. Lebih dramatis kerugian, lebih besar audiensnya.

James Wynn & Mitos Transparansi

Lalu ada James Wynn—pria yang dapat $87 juta hanya dalam 70 hari di Hyperliquid. Semua data on-chain langsung terbuka—dunia menyaksikan dia menjadi kaya… lalu kehilangan semuanya dalam lima hari.

Twitter-nya berubah dari percaya diri jadi parodi dirinya sendiri: avatar Wojak; lelucon tentang balik kerja McDonald’s; bahkan minta donasi USDC secara publik dengan janji balik modal 1:1.

Apakah dia benar-benar rugi? Atau ini bagian dari skrip rumit? Chain sleuth @dethective temukan perilaku mencurigakan—alamat alternatif dilaporkan untung lebih dari $4 juta saat akun utamanya selalu rugi saat unggah drama online.