Kebangkitan DeFi Derivatives: Perspektif Trader

Ketika dYdX diluncurkan pada 2020, sedikit yang memperkirakan DeFi derivatives akan menantang bursa terpusat. Namun kini, protokol seperti HyperLiquid mencapai pertumbuhan TVL 100x dengan volume harian miliaran. Sebagai seseorang yang membangun model kuantitatif untuk pasar TradFi dan kripto, saya akan menjelaskan mengapa sektor ini layak diperhatikan.

Kontrak Perpetual 101: Leverage Tanpa Kedaluwarsa

Keindahan (dan bahaya) perpetual terletak pada kesederhanaannya: tidak ada tanggal kedaluwarsa, hanya eksposur leveraged yang berkelanjutan. Long 3x pada BTC berarti keuntungan 30% dari pergerakan harga 10% - atau kerugian setara jika salah. Berbeda dengan futures tradisional, penetapan harga terjadi melalui funding rates - saat ini rata-rata 10,9% APY di platform utama.

Tip pro: Protokol seperti Ethena memanfaatkan ini melalui strategi delta-neutral - long spot sambil short perpetual untuk menangkap spread basis.

Teka-teki Likuiditas

DeFi derivatives menghadapi masalah ayam-dan-telur:

• Model berbasis pool (GLP GMX) menjadi permainan zero-sum di mana keuntungan LP sama dengan kerugian trader
• Model orderbook (dYdX) kesulitan dengan aliran toksik ketika market maker pergi pasca-insentif

Pendekatan hybrid HyperLiquid menunjukkan inovasi di sini - menggabungkan kedalaman AMM dengan fleksibilitas limit order.

Kegilaan Cross-Margin

Bursa tradisional memisahkan clearing dari eksekusi (terima kasih DTCC). Di DeFi? Kami menggabungkan semuanya ke dalam smart contract non-standar yang menciptakan mimpi buruk interoperabilitas. Dua pendekatan mendominasi:

1. Gaya UTA: Mengimbangi posisi dalam akun terpadu (Aevo)
2. Pertukaran jaminan: Drift secara otomatis meminjam USDC terhadap deposit SOL

Ironisnya? Sistem kompleks ini ada karena kita tidak bisa sepakat pada matriks risiko standar seperti yang digunakan Deribit.